رَجَعْنَا مِنَ الْجِهَادِ الأَصْغَرِ إِلَى الْجِهَادِ الأَكْبَرِ، قَالُوا وَمَا الْجِهَادُ الأَكْبَرُ؟ قَالَ جِهَادُ الْقَلْب
Kita telah kembali dari jihad kecil menuju jihad yang besar. (para sahabat) bertanya: Apakah jihad yang besar itu? Rasulullah SAW bersabda: jihad (dalam) hati.
Dalam riwayat lain, ungkapannya berbunyi:
رَجَعْنَا مِنَ الْجِهَادِ الأَصْغَرِ إِلَى الْجِهَادِ الأَكْبَرِ ، جهاد النفس
Kita telah kembali dari jihad yang kecil menuju jihad yang besar (yaitu) jihad melawan hawa nafsu.
- Jamaluddin abdullah bin Yusuf az-Zaila’y dalam kitab Takhrij al-Ahadits wal Atsar al-Waqi’ah fi Tafsir al-Kasyaf lil Zamakhsyari bahwa hadis ini Gharib jiddan (sangat asing/aneh) dan mengutip pernyataan al-Baihaqi bahwa hadis ini dho’if.
- Dalam Kasyful Khofa’ diterangkan bahwa Al-Hafidz al-‘Iraqy dalam takhrij hadis al-Ihya’ menegaskan kedho’ifan hadis tersebut dalam sanadnya. Juga mengutip pernyataan al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolany bahwa hadis ini masyhur (populer) dalam pembicaraan orang (padahal) itu adalah perkataannya Ibrahim bin Abi Ablah (lihat Kasyful Khofa’ hal 424,425). Siapakah Ibrahim bin Abi Ablah? Beliau adalah seorang shigor tabi’in (tabi’in yunior) yang lahir di Negeri Syam, Palestina setelah tahun 60 H dan wafat tahun 152 H.
- Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: (hadis ini) la ashla lahu (tidak jelas sumber sanadnya), tidak ada seorangpun di antara para ulama yang meriwayatkanya sebagai perkataan dan perbuatan Nabi SAW. Jihad menghadapi orang-orang kafir termasuk amal yang paling utama, bahkan jihad merupakan amal paling afdhol (utama) sebagai tatawwu’ manusia. (Majmu’ Fatawa 11/197).
- Syaikh al-Albani juga menyimpulkan bahwa hadis ini nilainya mungkar (lihat penjelasan panjang lebar Syaikh al-Albani tentang sisi kelemahan hadis ini dalam Silsilah Ad-dho’ifah wal Maudu’ah 5/478 nomor 2460).
Tidak ada komentar:
Write komentar