Rabu, 09 September 2015

SEKALI LAGI: “WASPADA DALAM MERIWAYATKAN HADIS NABI”

SHARING PERTANYAAN
Bismillah,, afwan, sy baru bergabung di grup ini,, sy mau nanyak sy ikut riohis di sklh dn banyak temen2 sy yg sering mengirim kata2 motivasi dan hadis ke saya tampa mereka tau apakah sanad hadis itu sohih atau doif dll,, bagaimanan hukumnya itu,.. (wire dane)
KITAB Mukhtarul hadis-baru
PENJELASAN:
(1) Setiap kita hendaklah memperhatikan ayat  36 Surat Al-Isra’:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak punya ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, dan penglihatan serta hati semuanya akan ditanya (diminta pertanggungjawabannya)”
Penulis Kitab Tafsir Fathul bayan fi Maqoshid al-Quran menjelaskan makna Ayat tsb (7/290)
ومعنى الآية النهي عن أن يقول الإنسان ما لا يعلمه أو يعمل بما لا علم له.
Ayat di atas bermakna larangan untuk manusia dari mengatakan sesuatu atau mengamalkan sesuatu  yang tidak dia punya ilmu tentangnya.
(2) Pengecekan atau menverifikasi status validitas suatu hadis harus dilakukan sebelum menisbatkan hadis itu kepada Rasulullah. Dalilnya adalah:
اتَّقُوا الحَدِيثَ عَنِّي إِلَّا مَا عَلِمْتُمْ، فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Takutlah meriwayatkan hadis dariku kecuali yang kalian telah ketahui (kesahihannya). Barangsiapa yang berdusta secara sengaja atas namaku, maka hendaknya dia menyiapkan tempatnya di dalam neraka”. (HR. Ibnu Abi Shaibah dengan sanad yang sahih).
(3) Teladan dari para Sahabat Rasulullah SAW.
DR. Nuruddin ‘Itr dlm Kitabnya Manhaj al-Naqd fi ‘Ulum al-Hadis (hal. 51 dst) menjelaskan bagaimana ketatnya dan tegasnya para Sahabat Rasulullah dlm menjaga otentitas Hadis Rasulullah SAW. Mereka amat hati-hati (tatsabbut) dalam menerima periwayatan hadis dan hati-hati pula dalam menyampaikan hadis kepada orang lain. Karena khawatir keliru mereka pun melakukan “taqlil al-riwayah” menyedikitkan aktifitas periwayatan hadis. Mereka sadar akan peringatan Rasulullah SAW:
«كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ»
“Cukuplah seseorang disebut berdusta, bila dia menyampaikan apa saja yang dia dengar” (HR. Muslim no.5 , Mushonnaf Ibn Abi Syaibah no. 25617). Hadis tersebut disebutkan oleh Imam Muslim dalam konteks larangan menyampaikan hadis apa saja yang pernah didengar  (بَابُ النَّهْيِ عَنِ الْحَدِيثِ بِكُلِّ مَا سَمِعَ)
(4)  Peringatan Rasulullah SAW yg mengingatkan tentang munculnya fenomena akhir zaman dlm masalah yang ditanyakan di atas:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ، يَأْتُونَكُمْ مِنَ الْأَحَادِيثِ بِمَا لَمْ تَسْمَعُوا أَنْتُمْ، وَلَا آبَاؤُكُمْ، فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ، لَا يُضِلُّونَكُمْ، وَلَا يَفْتِنُونَكُمْ»
Akan muncul di akhir zaman para Dajjal, Pembohong yang mendatangkan kepada kalian hadis-hadis yang kalian sendiri tidak pernah mendengarnya, demikian pula bapak-bapak kalian. Jauhkanlah diri kalian dari mereka dan upayakan agar mereka menjauhi kalian. Jangan sampai mereka menyesatkan kalian dan menggelincirkan kalian ke dalam fitnah”
(HR. Muslim no. 7 Sahih Ibnu Hibban no.6766, dll). Para ulama hadis seperti Al-Munawy dan Mulla’ Ali al-Qary menjelaskan mereka yang dimaksud menyampaikan hadis2 dusta dan melakukan inovasi hukum yang batil dan keyakinan-keyakinan yang rusak (أَيْ: يَتَحَدَّثُونَ بِالْأَحَادِيثِ الْكَاذِبَةِ وَيَبْتَدِعُونَ أَحْكَامًا بَاطِلَةً وَاعْتِقَادَاتٍ فَاسِدَة)
Hadis tersebut menunjukkan pentingnya bersikap hati2 (ikhtiyat) dlm menerima dan menyampaikan hadis Rasulullah SAW.
Wallahu A’lam bis Showab..

Forum tanya jawab ini diasuh oleh M. Syukrillah, M.Th.I. (Kepala Sekolah SDIT Nurul Islam Klakah Lumajang)
Silahkan ajukan pertanyaan anda ke 082329322327 / 085859923904
fb: Sdit Fullday Nurul Islam
e-mail: klakahsdit@gmail.com

Tidak ada komentar:
Write komentar