Sabtu, 16 Januari 2016

WAFA : Tahsin Al-Quran, Apakah Memerlukan Bakat?

Oleh: Ust. Adhan Sanusi, Lc
Ust. Adhan Sanusi, Lc.
Ust. Adhan Sanusi, Lc.
Ada Tiga unsur yang sangat mempengaruhi suksesnya Al-Quran yang berkualitas di sebuah lembaga pendidikan. Yang pertama adalah Guru Al-Quran, yang kedua adalah sitem, dan yang ke tiga adalah Metode.
Beberapa hari yang lalu kami kedatangan kepala sekolah SD Islam yang cukup favorit di Surabaya. Saling berbagi dan menguatkan penerapan Al-Quran di sekolah. Salah satu yang menjadi kendala adalah SDM Guru. Yaitu guru yang betul-betul kuat secara bacaan Al-Qurannya. Guru dalam system pembelajaran Al-Quran adalah penentu utama dalam keberhasilan pembelajaran. Jika gurunya bagus dan berkualitas bacaan dan cara mengajarnya maka akan lahir murid yang berkualitas juga. Sebaliknya jika kualitas gurunya jelek, apapun metodenya hasilnya tetap jelek.
Beliau bercerita bahwa dilembaganya terus diadakan Upgrading untuk menjaga kualitas guru baik dalam bacaan dan tehnik mengajar. Dari beberapa guru yang belum memenuhi standar dan masuk dalam Upgrading, dia melihat ada yang sangat kesulitan di beberapa makhraj dan tajwid. Akhirnya dia berkesimpulan sendiri bahwa untuk menguasai bacaan Al-Quran dengan kualitas tinggi butuh yang namanya bakat. Artinya tidak semua guru berbakat bisa memperbaiki kualitas bacaannya.
Saya sempat mengamini pendapat ini. Sampai beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan seorang ustad Ahli Tahsin yang lama belajar di Brunai Darussalam, namuanya Usta Imron dari Lumajang. Beliau berkunjung ke kantor WAFA setelah saya beberapa hari sebelumnya berkunjung kerumah beliau namun tidak ditaqdirkan bertemu karena beliau roadshow mengadakan pelatihan Tahsin dibeberapa tempat di Solo. Beliau belajar Tahsin kepada Seorang Syekh bersanad dari Mesir yang menguasai Qiraa’ah Asyra. Pelatihan Tahsin beliau ini unik, hanya dalam 2 jam, namun mampu menyentak kesadaran peserta yang selama ini menganggap bahwa Tahsin itu sulit.
Saya sempatkan bertanya: Apakah untuk mengusai Tahsin itu perlu bakat tertentu? Beliau tersenyum dan menjawab:
“ Ada dua alasan bahwa Tahsin tilawah Al-Quran tidak memerlukan Bakat:
Yang pertama, Allah sudah mengukuhkan kepada kita bahwa Al-Quran ini telah di mudahkan. Masalahnya bukan pada bisa atau tidak bisa, bakat atau tidak berbakat, sulit atau mudah. Kunci utama adalah pada MAU atau TIDAK MAU. Allah menegaskan ini dalam firmannya:
Allah menantang hamba-Nya setelah menjelaskan bahwa Al-Quran ini telah di mudahkan oleh Allah, Fahal mim muddakir? Kalau dibaca ke Tahsin Al Quran maka makna tantangan itu: Adakah di antara kalian yang mau memperbaiki kualitas Tahsin? Kalau di bawa ke Tahfidz Al Quran maka maknanya: Adakah diantara kalian yang mau menghafal? Dan ini bisa dibawa kepada kedua-duanya.
Alasan yang kedua bahwa Allah memerintahkan kepada kita agar membaca Al-Quran dengan Tartil. Apa itu tartil? Yaitu membaca Al-Quran sesuai kaidah makhraj dan tajwidnya. Perintah ini ditujukan kepada kaum muslimin baik yang merasa berbakat atau tidak berbakat. Kalau membaca AL-Quran bakat-bakatan berarti perintah ini salah sasaran. Mestinya perintah ini hanya kepada yang berbakat saja.”Demikian penjelasan beliau yang sudah saya alih bahasakan sesuai yang saya tangkap dari pemaparan beliau.
Maka tidak ada alasan bagi Guru yang selama ini merasa kesulitan dalam hal Tahsin Al-Quran untuk tidak berlatih Makhraj dan Tajwid Al-Quran. Jika Anda masih ragu dengan kemampuan Anda, berhati-hatilah jangan –jangan Anda meragukan kemampuan yang telah diberikan Allah kepada anda dan mungkin juga meragukan janji Allah bahwa AL-Quran betul-betul telah dimudahkan mempelajari cara membacanya. Wallahu A’lam bis Showab.

1 komentar:
Write komentar
  1. SDIT Nurul Islam Klakah semoga menjadi sekola terpavorite dan mampu mencetak insan yg berbudi dan cerdas.. aminn
    Samsung Galaxy A8
    Samsung Galaxy A5
    Samsung Galaxy J1 Ace
    Samsung Galaxy J1

    BalasHapus